a.
Subject-centered curriculum
Organisasi kurikulum ini terdiri atas
berbagai mata pelajaran yang terpisah-pisah satu sama lain, karena itu sering
disebut isolated-subject curriculum atau subject-matter curriculum.
b.
Correlated curriculum
Mengingat subject-centered
curriculum banyak memiliki kelemahan, maka diadakanlah upaya-upaya untuk
memperbaiki, memodifikasi dan menyempurnakannya, antara lain mengorelasikan
antara mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran yang lain. Bentuk
korelasi semacam ini disebut correlated curriculum.
c.
Broad field curriculum
Ada juga korelasi antara beberapa mata
pelajaran (interdisipliner) yang lebih jauh sehingga tidak nampak lagi
batas-batas mata pelajaran dalam satu rumpun. Korelasi semacam ini merupakan
fusi antara beberapa mata pelajaran serumpun dan memiliki ciri-ciri yang sama.
Organisasi kurikulum ini disebut dengan bidang studi (broad field).
d.
Integrated curriculum
Jenis organisasi kurikulum ini disusun
berdasarkan analisis bidang kehidupan atau kegiatan utama manusia dalam
masyarakat yang disebut social functions atau major areas of living,
yang meliputi : perlindungan dan pelestarian hidup, kekayaan dan sumber alam;
produksi barang dan jasa serta distribusinya; konsumsi benda dan jasa; komunikasi dan transportasi benda dan
manusia; rekreasi; ekspresi rasa keindahan; ekspreasi rasa keagamaan;
pendidikan; perluasan kebebasan; integrasi kepribadian; dan penelitian.
e.
Core curriculum
Organisasi kurikulum ini bertitik
tolak dari mata pelajaran tertentu sebagai core. Kurikulum inti (core curriculum) merupakan bagian dari
kurikulum secara keseluruhan dan termasuk kurikulum terpadu. Alasannya adalah
kurikulum inti menggunakan bahan dari segala disiplin ilmu atau mata pelajaran
yang diperlukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi peserta didik, termasuk
juga bahan dari lingkungan.
f.
Activity curriculum
Activity curriculum sering juga disebut experience curriculum. Organisasi kurikulum
ini tidak memiliki struktur yang formal dan tidak dirancang sebelumnya. Isi kurikulum
ditentukan berdasarkan kebutuhan dan minat peserta didik, sehingga wajar
apabila kurikulum ini lebih menonjolkan kegiatan dan pengalaman peserta didik,
walaupun dalam setiap kurikulum terdapat berbagai kegiatan dan pengalaman.
Untuk memahami materi ini lebih jauh, silahkan klik DISINI
Sumber :
Arifin, Zainal
(2013) Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, Cetakan Ke-3, Bandung :
PT.Remaja Rosdakarya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar