1.
Konsep dan
Pelaksanaan Inovasi
Inovasi adalah suatu ide, gagasan, praktik atau
objek/benda yang disadari dan diterima sebagai suatuhal yang baru oleh
seseorang atau kelompok untuk diadopsi. Sementara, Stephen Robbins (1994)
mengartikan inovasi sebagai suatu gagasan baru yang diterapkan untuk
memprakarsai atau memperbaiki suatu produk atau proses dan jasa. Disini,
Robbins lebih memfokuskan pada tiga hal utama, yaitu (a) gagasan baru, (b)
produk dan jasa, dan (c) upaya perbaikan.
Menurut
Mattew B.Miles (1973), ciri-ciri inovasi (pendidikan) adalah :
a. Memiliki
kekhasan/khusus, baik ide, program, tatanan, sistem, termasuk kemungkinan hasil
yang diharapkan.
b.
Memiliki
ciri atau unsur kebaruan.
c. Program
inovasi dilaksanakan melalui program yang terencana.
d. Inovasi
yang digulirkan memiliki tujuan, antara lain untuk memperbaiki suatu keadaan tertentu.
Everett
M.Rogers (1983) mengartikan difusi sebagai proses untuk mengomunikasikan suatu
inovasi kepada anggota suatu sistem sosial melalui saluran komunikasi tertentu
dan berlangsung sepanjang waktu. Sedangkan difusi inovasi
diartikan sebagai penyebarluasan gagasan inovasi tersebut melalui suatu process
komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan saluran tertentu dalam suatu
rentang waktu tertentu di antara anggota sistem sosial masyarakat. Dengan
demikian, difusi inovasi pendidikan adalah suatu proses untuk mengomunikasikan
suatu inovasi dalam bidang pendidikan kepada anggota suatu sistem sosial
melalui saluran komunikasi tertentu dan berlangsung sepanjang waktu.
Berdasarkan
pengertian difusi inovasi (termasuk inovasi pendidikan) di atas, maka Rogers (1983)
mengemukakan empat ciri penting yang mempengaruhi difusi inovasi, yaitu (a)
esensi inovasi itu sendiri, (b) saluran komunikasi, (c) waktu dan proses
penerimaan, (d) sistem sosial. Dalam kaitannya dengan esensi inovasi, paling
tidak ada tiga hal yang berkaitan erat, yaitu (a) teknologi, (b) informasi dan
pertimbangan ketidakpastian, dan (c) reinovasi.
Saluran komunikasi dapat
diklasifikasikan pada dua hal, yaitu :
a. Komunikasi
homofil, yaitu proses komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dan
memiliki karakteristik yang sama.
b. Komunikasi
heterofil, yaitu proses komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dan
memiliki karakteristik yang berbeda, baik dilihat dari sosial budaya,
pendidikan, agama, atau karakteristik sosial lainnya.
Tahapan
Model Proses Pengambilan Keputusan Inovasi :
a.
Tahap
pengetahuan (knowledge)
b.
Tahap
bujukan (persuation)
c.
Tahap
pengambilan keputusan (decision making)
d.
Tahap
implementasi (implementation)
e.
Tahap
konfirmasi (confirmation)
Organisasi
atau tatanan kemasyarakatan yang baik dan stabil akan mengadopsi suatu inovasi
dengan mempertimbangkan syarat-syarat sebagai berikut :
a.
Memiliki
tujuan yang jelas.
b.
Memiliki
pembagian tugas yang dideskripsikan secara jelas.
c.
Memiliki
kejelasan struktur otoritas atau kewenangan.
d.
Memiliki
peraturan dasar dan peraturan umum
e.
Memiliki
pola hubungan informasi yang teruji
2.
Kontribusi
Inovasi Dalam Pendidikan
Dalam
adopsi inovasi, paling tidak ada lima kategori perbedaan individu/kelompok yang
harus diperhatikan :
a.
Para
pembaru/pionir/perintis (innovators)
b.
Para
adopter pemula (early adopters)
c.
Para
kelompok mayoritas pemula (early
majority)
d.
Kelompok
mayoritas akhir (late majority)
e.
Adopter
akhir (late adopters)
Poensoen
dalam Santoso S.Hamidjojo (1974) mengungkapkan tiga kecenderungan kontribusi
dan misi difusi inovasi, khususnya dalam bidang pendidikan, yaitu :
a. Difusi
inovasi pendidikan cenderung mengembangkan dimensi demokratis
b. Inovasi
pendidikan mengemban misi yang cenderung bergerak dari konsepsi pendidikan yang
berat sebelah dalam peningkatan kemampuan pribadi di antara pengetahuan,
keterampilan, dan sikap menuju konsepsi pendidikan yang mengembangkan pola dan
isi yang lebih komprehensif untuk membentuk manusia yang seutuhnya.
c. Pendidikan
mengemban misi yang cenderung bergerak dari konsepsi pendidikan bersifat
individual menuju ke arah konsepsi pendidikan yang lebih kooperatif.
Dalam
mengadopsi inovasi, ada empat tahapan yang harus dipertimbangkan :
a.
Design,
b.
Awareness-interest,
c.
Evaluation,
d.
Trial,
Dalam
difusi inovasi dikenal dua ciri struktur sosial, yaitu :
a.
Existing
structure
b.
New structure
Huberman
dalam Ishak Abdulhak (2000) membagi sifat perubahan dalam inovasi ke dalam enam
kelompok, yaitu :
a.
Penggantian
(substitution)
b.
Perubahan
(alternation)
c.
Penambahan
(addition)
d.
Penyusunan
kembali (restructuring)
e.
Penghapusan
(elimination)
f.
Penguatan
(reinforcement)
Faktor-faktor
yang dapat menghambat proses adopsi inovasi :
a.
Mental block
barriers,
b.
Hambatan
budaya (culture block),
c.
Hambatan
sosial (social block),
3.
Hasil Inovasi
Kurikulum dan Pembelajaran
a. Contoh
hasil inovasi kurikulum, antara lain : KTSP, KBK, Kurikulum 2007, Broad Based Curriculum, Kurikulum Sistem
Ganda, Kurikulum Muatan Lokal, dll.
b.
Contoh
hasil inovasi pembelajaran, antara lain : Brain-Based
Learning, Lateral Computer Based Tutorial (LCBT), ICARE, Computer-Based
Instruction, dll.
Sumber :
Tim Pengembang MKDP-Kurikulum dan Pembelajaran (2013) Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : PT.RajaGrafindo Persada.
Untuk memahami materi ini lebih jauh, silahkan klik DISINI