Beberapa pakar disiplin ilmu banyak menemukan bentuk atau model
organisasi kurikulum yang berbeda, sehingga sulit untuk menghubungkan antara
bentuk yang satu dengan bentuk lainnya. Upaya untuk mengintegrasikan berbagai
konsep dari berbagai disiplin ilmu dalam kurikulum terpadu dinilai kurang
berhasil karena kurang menarik minat peserta didik. Pada tahun1960-an pernah
dilakukan terobosan pertama kurikulum terpadu melalui perluasan isi kurikulum
yang memasukkan disiplin ilmu baru tetapi tujuan kurikulumnya tidak
terintegrasi, akibatnya kurikulum tersebut hanya bersifat fragmentasi saja.
Kurikulum pun mendapat kritikan yang tajam dari berbagai pihak.
Untuk menjawab kritikan yang bersifat
fragmentasi dan tidak relevan tersebut, Peter B.Dow (1975) telah melaporkan
hasil penelitiannya tentang kurikulum terpadu. Dow bersama Education Center
mencoba mengorganisasikan kesempatan belajar yang dihubungkan dengan minat dan
bakat peserta didik, pemeliharaan, rasa cinta kasih, ekspresi takut atau marah,
perselisihan orang tua, dan sebagainya. Selanjutnya, Dow menentukan isi dari
berbagai disiplin ilmu (biologi, antropologi, psikologi, sosiologi dan
linguistik). Tujuannya adalah untuk membantu peserta didik memenuhi kebutuhan
dan minatnya serta dalam waktu yang bersamaan peserta didik dapat memahami
keunggulannya sendiri, hubungan dengan keluarga dan kebudayaan, termasuk juga
menyatukan ras manusia secara keseluruhan. Namun demikian, tidak ada satu
disiplin ilmu yang dapat menjawab semua persoalan kehidupan. Begitu juga
sebaliknya, tidak semua persoalan kehidupan dapat dicakup hanya oleh satu
disiplin ilmu. Konsekuensinya adalah setiap peserta didik harus berusaha dan
mencoba mempelajari masalah pribadi dan sosial dalam berbagai perspektif, karena
tak seorangpun yang mampu mengatasi masalah secara memuaskan.
Untuk memahami materi ini lebih jauh, silahkan klik DISINI
Untuk memahami materi ini lebih jauh, silahkan klik DISINI
Sumber :
Arifin, Zainal
(2013) Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, Cetakan Ke-3, Bandung :
PT.Remaja Rosdakarya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar